RBG.ID, BEKASI - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bekasi sebentar lagi. Namun, sejumlah elit partai Politik masih malu-malu mengakui akan maju pada Pilkada nanti. Alasannya, masih akan focus di Pileg 2024 nanti.
Berbeda dengan Plt Ketua DPD Partai Ummat Kabupaten Bekasi, Daris, dan Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi, Abdul Kholik. Keduanya secara lantang mengaku siap maju di Pilkada Bekasi. Track record kedua elit parpol ini cukup panjang di Kabupaten Bekasi. Pertama, Plt Ketua DPD Partai Ummat Kabupaten Bekasi, Daris, sebelum dipercaya memimpin partai besutan Amien Rais ini, sudah pernah memimpin Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Bahkan, sempat terpilih sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Fraksi Gerindra.
Sementara Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi, Abdul Kholik, pada Pilkada Bekasi tahun 2017 lalu mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati (Wabup) bersanding dengan Meliana Kartika Kadir sebagai Calon Bupati (Cabup). Pasangan yang dikenal dengan nama Menarik ini, mendapat dukungan dari PDI Perjuangan, PKB, PBB, dan PPP. Walaupun akhirnya gagal terpilih.
Plt Ketua DPD Partai Ummat Kabupaten Bekasi, Daris mengaku sebelum maju sebagai orang nomor di Kabupaten Bekasi, dirinya sudah mempunyai kajian nyata. Menurutnya, Kabupaten Bekasi di usia ke 72 tahun ini sangat tidak layak dengan nama dan fakta, dari segi kesehatan masih dibawah standard, begitu juga pendidikan, tenaga kerja, berkapital, rendahnya APBD.
"Hal-hal ini hasil kajian saya, kalau kita bicara kebalikan, tidak mungkin saya tidak mampu menjadi bupati, kalau saya sudah punya kajian itu. Kalau saya jadi bupati, pasti mampu mengatasi hal itu, karena saya sudah kajiannya, bukan sekedar ingin," sategasnya.
Sementara itu, Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi, Abdul Kholik menuturkan, meski telah gagal di Pilkada Kabupaten 2017 lalu, namun partainya kembali menjagokan dirinya untuk kembali maju di Pilkada serentak 2024 mendatang.“Pilkada tahun 2017 kita mengusung Cawabup. Kalau PKB tidak maju, minimal seperti tahun 2017, berarti mengalami kemunduran,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Gus Iik ini mengungkapkan, sebagai ketua partai dirinya harus mempunyai himmah atau cita-cita. Pasalnya, ketika ketua partai tidak mempunyai himmah untuk menjaga marwah atau harga diri partai, lebih baik mundur dari jabatannya.